Posts Tagged 'artikel'

Pidato presiden dalam government leaders forum

SPEECH BY H.E. DR. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AT GOVERNMENT LEADERS FORUM ASIA (GLF ASIA)  JAKARTA, 9 MAY 2008
Bismillahirahmanhirahim
Assalamualaikum Wr Wb

Mr. Bill Gates, Chairman of Microsoft Corporation,
Mr. Craig Mundie, Chief Research and Strategy Officer of Microsoft Corporation,
Excellencies,
Distinguished Participants,
Lanjutkan membaca ‘Pidato presiden dalam government leaders forum’

Tari Glipang, tarian asli kabupaten Probolinggo

Tari Glipang adalah sebuah tari rakyat yang merupakan bagian dari pada kesenian tradisional Kabupaten Probolinggo.Tidak ada bedanya dengan tari Remo yaitu sebuah tari khas daerah Jawa Timur yang merupakan bagian dari kesenian Ludruk.

Parmo cucu pencipta Tari Glipang kepada Bromo Info mengatakan Tari Glipang berasal dari kebiasaan masyarakat. Kebiasaan yang sudah turun temurun tersebut akhirnya menjadi tradisi. Dia menjelaskan, Glipang bukanlah nama sebenarnya tarian tersebut..
“Awalnya nama tari tersebut “Gholiban” berasal dari Bahasa Arab yang artinya kebiasaan. Dari kebiasaan-kebiasaan tersebut akhirnya sampai sekarang menjadi tradisi,” kata Parmo asal warga Pendil Kecamatan Banyuanyar.

Di ceritakan oleh Parmo, Tari Glipang (Gholiban) tersebut dibawa oleh kakek buyutnya yang bernama Seno atau lebih dikenal Sari Truno dari Desa Omben Kabupaten Sampang Madura.Sari Truno membawa topeng Madura tersebut untuk menerapkan di Desa Pendil.
“Ternyata masyarakat Desa Pendil sangat agamis.Masyarakat menolak adanya topeng Madura tersebut.Karena didalamnya terdapat alat musik gamelan.Sehingga kakek saya merubahnya menjadi Raudlah yang artinya olahraga,” lanjut Parmo.

Sari Truno kemudian mewariskan kebiasaan tersebut kepada putrinya yang bernama Asia atau yang biasa dipanggil Bu Karto..Parmo yang saat itu masih berusia 9 tahun mencoba ikut menekuninya. Tari Gholiban/Tari Glipang tersebut mempunyai 3 gerakan.Dimana tiap-tiap gerakan tersebut mempunyai makna dan cerita pada saat diciptakan.

Pertama tari olah keprajuritan atau yang biasa disebut dengan Tari Kiprah Glipang.Tari Kiprah Glipang ini menggambarkan ketidakpuasan Sari Truno kepada para penjajah Belanda.Dari rasa ketidakpuasan tersebut akhirnya menimbulkan napas besar.Tari Kiprah Glipang ini sudah terkenal secara Internasional dan sudah mendapatkan beberapa piagam perhargaan.
“Tari Kiprah Glipang pernah menjadi 10 besar tingkat nasional tahun 1995.Selain itu juga pernah datang ke Istana Presiden di Jakarta sebanyak 5 kali diantaranya waktu menyambut kedatangan Presiden Kamboja dan Presiden Pakistan.Saya juga pernah diundang ke Jakarta waktu peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke- 39,” tambah Parmo.

Tari Kiprah Glipang yang telah diciptakan oleh Sari Truno benar-benar serasi dan sejiwa dengan pribadi penciptanya.Jiwa Sari Truno yang sering bergolak melawan prajurit-prajurit Belanda pada waktu itu diekspresikan melalui bentuk tari ini.

Kedua, Tari Papakan yang mempunyai makna bertemunya seseorang setelah lama berpisah.”Waktu itu digambarkan bertemunya Anjasmara dengan Damarwulan.Dimana waktu itu Damarwulan diutus untuk membunuh Minakjinggo.Akhirnya Damarwulan berhasil dengan dibantu oleh 2 istri Minakjinggo.Tapi sebelum bertemu Anjasmara, Damarwulan di hadang oleh Layang Seto dan Layang Kumitir di Daerah Besuki,” jelas Parmo.

Ketiga, Tari Baris yang menggambarkan para prajurit Majapahit yang berbaris ingin tahu daerah Jawa Timur.”Waktu itu prajurit Majapahit tersebut berbaris di daerah Jabung untuk mengetahui daerah Jawa Timur.Awalnya tari ini berawal dari badut, lawak, dan kemudian berubah menjadi cerita rakyat,” terang Parmo.
Menurut Parmo yang menjadi latar belakang dirinya tetap eksis di Tari Glipang diantaranya ingin melestarikan budaya yang dibawa oleh kakek buyutnya Sari Truno.Selain itu kakeknya membawa topeng Madura tersebut dari Madura hanya dengan naik ikan Mongseng.Parmo juga ingin mengembangkan warisan kakek buyutnya kepada generasi muda terutama yang ada di Kabupaten Probolinggo.

“Untuk menghormati perjuangan kakek buyut Sari Truno, saya dan keturunan saya akan tetap melestarikannya sampai kapanpun.Apalagi waktu itu kakek saya rebutan topeng tersebut dengan sesama orang Madura.Sehingga saya sampai 7 turunan tidak boleh bertemu dengan saudara dari Madura.Kakek saya juga naik ikan Mongseng dari Madura ke Jawa, sehingga 7 turunannya diharamkan untuk makan ikan Mongseng tersebut,” imbuh Parmo
source : situs kabupaten probolinggo

Jangan buang koran bekas anda!

Semakin beragamnya pilihan media penyiaran saat ini memberikan kemudahan akses Informasi bagi masyarakat. Aksesibilitas informasi sangatlah berperan dalam proses pencerdasan bangsa. Salah satu alternatif media penyampaian inforamasi baru adalah Blog meski penetrasinya belumlah sebesar media Mainstream seperti koran dan lagi menurut Menteri Komunikasi dan Informatika M Nuh, Blogger bukan termasuk kalangan yang memiliki hak menyiarkan informasi

Media cetak saat ini adalah media informasi yang paling dominan dalam masyarakat indonesia. Bukanlah anomali jika penetrasi media elektronik masih jauh dibawah media cetak. Mungkin langkah raksasa media Rupert Murdoch, yang memilih menjual saham media cetaknya dan beralih mengakuisisi media elektronik Daring seperti MySpace, belum saatnya jika diterapkan di Indonesia. Lanjutkan membaca ‘Jangan buang koran bekas anda!’

Midnight oil di Kabinet Indonesia Bersatu

Kevin Rudd yang menjabat perdana menteri Australia menggantikan tokoh incumbent dari partai liberal, Jhon Howard, november lalu mengumuman susunan kabinetnya yang memiliki perhatian khusus pada pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Yang unik dari dari daftar nama menteri yang ditunjuk Kevin Rudd adalah masuknya nama Peter Garrett, bekas bintang rock midnight oil yang terkenal dengan lagunya beds are burning, menjadi Menteri Linkungan dan Budaya. Masuknya seorang rocker memberi warna tersendiri kabinet baru Australia. Tentu tugas besar pertama yang dihadapi mantan rocker ini adalah menyelesaikan masalah suku Aborigin yang dimarginalkan bukan menyanyi atau makan kepala kelelawar seperti Ozzie Osborne.

Di Indonesia Kabinet Indonesia Bersatu pun tidak kalah, meski tidak ada menteri yang bekas rocker setidaknya ada dua figur yang sudah menghasilkan beberapa album musik. Menteri dalam negeri Mardiyanto salah satunya, mantan gubernur Jawa Tengah ini bahkan berhasil memecahkan rekor MURI sebagai gubernur pertama yangmampu menyampaikan pokok pikiran, kebijakan, dan aspirasi yang dikemas dalam sebuah album rekaman seni musik. Sang menteri kini bahkan sudah merilis 5 album musik, 4 album ber-genre campur sari dan satu album lain berisi lagu-lagu perjuangan gubahan Ismail Marzuki .

Selain Mendagri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata juga pernah membuat album. Album ini berisi sepuluh lagu-lagu hasil ciptaan beliau saat mengisi waktu luang tugas kenegaraan yang padat. Album yang bertajuk rinduku padamu ini dinyanyikan sejumlah artis top dan telah terjual 44.638 kopi setidaknya dalam versi asli karena pembajak Indonesia ternyata juga tidak pandang bulu dalam menjalankan profesinya dalam membajak.

Ditengah tugas yang segunung, Presiden ternyata masih sempat juga untuk berkarya. Salut buat SBY, semoga suatu saat bisa juga dapat double-platinum.

Krakatau Steel; Gajah putih yang rawan punah

Anggaran pendapatan tahunan pemerintah dalam APBN melalui perusahaan-perusahaan negara (BUMN) yang memiliki total kapitalisasi lebih dari Rp 1000 triliun ternyata tidak sebatas menarik deviden, divestasi saham pemerintah juga merupakan salah satu sumber pundi-pundi tahunan negara. Untuk tahun ini, diantara belasan BUMN yang akan di-privatisasi Krakatau Steel adalah salah satunya.

Krakatau Steel adalah produsen baja terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 4-5 juta ton per tahun dan merupakan pemain utama di industri baja Nasionaldengan menguasai40% pangsa pasar dalam negeri. Perusahaan yang berlokasi di Cilegon, Banten, ini adalah satu-satunya perusahaan negara yang bergerak di industri hulu baja. Rencana privatisasi perseroan negara ini sangatlah menarik minat banyak investor luar negeri karena disamping infrastruktur yang memadai dan potensi pasar domestik yang besar, letaknya juga strategis dekat dengan pusat bahan baku bijih besi di Australia.

Proses Privatisasi Krakatau Steel yang masih berada pada tahap awal ini bukannya tanpa masalah. Investor yang semakin mengerucut kepada produsen baja terbesar dunia AncelorMittal, milik orang terkaya ke-4 di dunia versi forbes Lakhsmi Mittal, dihadapkan pada dua pilihan opsi skema privatisasi antara initial public offering (IPO) dengan skema strategic sales.

Pemerintah melalui Menteri perindustrian Fahmi Idris memastikan pemerintah memilih opsi strategic sales dalam privatisasi PT Krakatau Steel (persero). Pemerintah menilai enjualan saham perdana atau IPO hanya akan berhasil menambah dana tapi tidak berdampak besar dalam menggenjot produksi perusahaan.

Keputusan pemerintah memilih opsi menjual kepemilikan saham kepada mitra strategis juga tidak lepas dari dugaan adanya politik tigkat tinggi dibelakangnya (Tempo 14/4/08). Beberapa anggota DPR memang mendesak pemerintah menjual perseroan negara ini melalui skema penjualan strategis. “Tapi orangnya itu-itu saja,” ujar Komisaris utama Krakatau Steel Taufiequrachman Ruki.

Penjualan saham melalui stategic sales dikhawatirkan akan menggerus aset pemerintah yang sangat strategis ini. Meski pemerintah semula hanya menawarkan 30% saham, pada tahap awal Mittal akan menguasai teknologi dan bahan baku. Setelah itu, Ia akan mengontrol Manajemen hingga akhirnya kepemilikan. Jangan sampai lepasnya Indosat ke Temasek Holdings yang kini terbukti menjadi bumerang kembali terulang.

Styrategic sales 30% saham sebenarnya tidak perlu dilakukan jika mengingat kondisi keuangan Krakatau yang masih kuat dan telah memiliki program revitalisasiuntuk meningkatkan produksi. Krakatau hanya membutuhkan pengembangan teknologi dan ketersediaan bahan baku untuk menjadi perusahaan besar.

Krakatau Steel yang dibangun dengan biaya US$ 2,5 miliar pada masa orde baru sejak semula dianggap sebagai perusahaan “gajah putih” pemerintah. Namun, meski telah berusia lebih dari 30 tahun, produksi bajanya masih belum mampu memenuhi keseluruhan kebutuhan dalam negeri alias dari dulu cuma segitu-gitu aja. Bandingkan dengan Korea Selatan misalnya yang terjun dalam bisnis pembuatan baja dengan bersamaan, yaitu pada awal 1970an. Di tahun 1990an perusahaan baja korsel sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam negerinya sekaligus memiliki fondasi perusahaan yang kuat bahkan banyak para konsultan korea yang dipekerjakan perusahaan- perusahaan baja amerika untuk membantu meningkatkan produksi baja disana. Sementara itu, Krakatau Steel bukan saja gagal menjadi pengekspor baja besar, tapi industri baja di Indonesia juga tetap lemah dan harus di proteksi.

Sejarah Krakatau Steel ini seharusnya memberi pemahaman bagi kita bagaimana loyonya kita mengelola perusahaan strategis negara. Jikapun rivatisasi melalui skema strategic sales yang nampaknya akan jatuh pada AncelorMittal ini jadi dilaksanakan, kita harap ini bukan merupakan langkah salah yang sama dan sarat kepentingan seperti pada masa-masa lalu